Mutiara Amaly Vol-31 Mutiara Amaly Vol 32 Mutiara Amaly Vol 33 Mutiara Amaly Vol 34 Mutiara Amaly Vol 35 Mutiara Amaly Vol 36

Senin, 20 April 2009

Akhir Kalam Majalah Mutiara Amaly


KEINSYAFAN Musafir Nan Malang

Terkadang kan, kita merasa kita ini jahat sekali ... banyak dengan dosa. Kita terasa amat payah untuk bertaubat. Kita merasa kalau kita

bertaubat, orang lain akan berkata macam-macam kepada kita ... kita merasa kita sudah jauh dari kebenaran... kita merasa seolah-olah kita

memang sudah tiada harapan lagi ...
Tapi .. renunglah kembali wahai diri .. kita sudah merasa akan dosa kita ... kita sudah tak bangga lagi dengan dosa kita ... kita sudah

menyadari akan kejahatan kita ... mungkinkah itu tandanya Dia akan tunjukkan sesuatu kepada kita? ... mungkinkah itu tandanya Dia inginkan

kita kembali kepada-Nya .. dan kembali ke jalan-Nya? ... dan mungkinkah itu tandanya Dia sayang kepada kita? ... sebab bila Dia sayang

kepada seseorang hamba, Dia akan kurniakan hamba itu ... kefahaman terhadap agama.
Benar. Jadi jangan tunggu untuk berubah. Kita tak tahu bila kita akan mati. Kita tak tahu apa yang akan berlaku semenit lagi. Masih ingatkah

kita peristiwa-peristiwa hidup kita yang berlaku dalam sekelip mata?. Amat mudah bagi Dia untuk berbuat demikian jika itu dikehendaki

oleh-Nya!
Renungilah wahai diri. Lebih baik kita bertaubat sekarang daripada tak sempat bertaubat lagi. Usah risaukan kutukan orang. Usah risaukan

umpatan orang. Karena mereka tak akan mengumpat dan mengutuk kita andai mereka ketahui apa yang ada selepas mati!
Imam BukHari R.A pernah menguntaikan bait bait sajak
“Di kala malam yang sunyi sepi Bani insan tengah tenggelam dalam tidur dan mimpi, musafir yang malang ini tersentak bangun pergi

membasuh diri untuk datang menghadap-Mu.
Lemah lututku berdiri di hadapan-Mu sedu sedan tangisku keharuan, hamba yang lemah serta hina ini Engkau terima jua mendekat bersimpuh

di bawah Duli Kebesaran-Mu.
Ya Allah, Hamba tidak tahu pasti bagaimana penerimaan-Mu di kala mendengar pengaduan hamba yang penuh dosa dan noda ini.
Dalam wahyu yang Engkau nuzulkan, Engkau berjanji untuk menerima pengaduan dan sudi memberi keampunan.
Dan Muhammad Rasul-Mu yang mulia itu mengatakan: Ampunan-Mu Allah lebih besar dari kesalahan insan, hamba percaya pada tutur

kepastian itu, sebab itu hamba datang Ya Allah bukan tidak redha dengan ujian cuma hendak mengadu pada-Mu tempat hamba kembali nanti

memohon sakinah, maghfirah dan mutmainnah..
Ads
Adsvertisement

0 komentar:

Posting Komentar

 
Ads Ads Ads Ads Ads Ads

Mutiara Amaly vol 11. Copyright 2008 All Rights Reserved